SELENA dan NEBULA (RESENSI BUKU TERE LIYE 2020)




Windrayu.com, Bandung- Ada sebuah catatan pendek di buku Nebula:

Kalian sebaiknya telah membaca buku SELENA sebelum membaca buku NEBULA.

Dua buku terbitan Gramedia Pustaka Utama (GPU) ini memang terbit bersamaan dengan blurb yang sama persis tertulis di cover belakang.

SELENA dan NEBULA adalah buku ke-8 dan ke-9…

Dua buku ini memang harus dibaca berurutan, tetapi tidak ada larangan tertulis bagi yang belum membaca dari buku pertama serial Bumi (Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Ceros dan Batozar, Komet, dan buku ketujuh Komet Minor), tidak boleh membaca buku ini. Bila kita menganggap Selena dan Nebula buku pertama dan kedua sebenarnya tidak masalah. Meskipun idealnya bacalah dari buku pertama-Bumi.

Bagi yang sudah membaca tujuh buku serial Bumi sebelumnya, berarti kisah di Buku Selena dan Nebula adalah sebuah masa lalu dari tokoh Miss Selena, dikenal juga dengan Miss Keriting, guru matematika dari Raib, Seli, dan Ali. Sedikit ada kisah masa depan untuk menyambung ke buku kesepuluh yang entah kapan terbit-Lumpu. Sedangkan yang belum pernah membaca serial Bumi sebelumnya dan memilh membaca buku Selena dan Nebula terlebih dahulu, akan menganggap kisah di buku satu adalah kisah Miss Selena setelah dewasa dan bagaimana dia mengunakan teknik terang yang dimilikinya untuk menemukan anak-anak berbakat seperti Raib, Seli, dan Ali menjadi petualang terhebat di dunia paralel.

Dalam kurang lebih tujuh tahun, serial fantasi Bumi ini sampai pada buku ke-9. Akan tetapi, itu juga bukan akhir.  Menarik bukan, karena setiap akhir cerita di masing-masing buku adalah awal dari kisah lain yang pastinya tidak kalah seru.

Membayangkan bagaimana para penggemarnya menunggu kelanjutan dari serial buku ini tiap tahun. Itu pasti sangat menyebalkan sekaligus mendebarkan. Menyebalkan karena tidak bisa segera mengobati rasa penasaran kisah selanjutnya. Mendebarkan karena menunggu kejutan-kejutan baru yang ditawarkan penulisnya, Tere Liye.

Aku pun sebenarnya menghindari buku dengan seri panjang karena tidak sabar menanti. Karena itu, aku baru mulai membaca serial ini pada tahun 2020 ini. Terlambat? Lebih baik terlambat daripada tidak membacanya sama sekali, bukan? Padahal, sebelumnya aku sudah memiliki buku Matahari, dan akhirnya kutahu itu bukan buku pertama yang membuatku surut untuk membacanya. Aku menunggu dapat membeli buku pertamanya dulu. Lalu, apa ini sebuah takdir? Aku lupa untuk mencari buku pertama dari serial ini.

Sampailah pada tahun 2020, aku sama sekali belum menyentuh kisah hebat di dunia paralel dari serial Bumi ini. Setidaknya beberapa hari lalu aku baru mulai membaca dari buku ke-8 dan ke-9. Tidak masalah buatku. Aku berhasil menamatkannya dalam dua hari. Aku masih memahami ceritanya. Kemudian, takdir lain mempetemukanku dengan buku pertama yaitu Bumi, di rumah sahabatku. Aku pun mulai membaca dari buku pertamanya, setelah menamatkan Selena dan Nebula.

Aku berpikir sebuah buku pun memiliki jodohnya. Kapan buku itu akan berada di genggaman dan kita baca. Kemudian, setelah tenggelam dalam ceritanya, tidak akan berhenti untuk membaca dan membaca karena ceritanya belum juga berakhir.

Sepertinya mulai detik ini aku harus melatih kesabaran untuk menunggu buku ke-10 dan buku selanjutnya dari serial Bumi ini. Tidak buruk juga mengikuti kisah berseri sebenarnya. Setidaknya itu membuat kita berpikir kisah itu belum selesai. Tidak ada akhir dalam sebuah cerita tidak buruk juga. Sebuah kisah memang tidak akan pernah berhenti karena sebuah akhir cerita itu merupakan awal cerita baru. Seperti halnya hidup, setelah kita sampai ke satu tujuan maka kita akan mencari lagi tujuan lain agar hidup ini terus bergerak.

Bagi sahabat yang senasib dengan aku yang sangat terlambat mengenal serial buku ini. Aku coba berikan gambaran dari buku Selena dan Nebula. Aku bisikan sekali lagi, tidak ada larangan membaca buku ke-8 dan ke-9 terlebih dahulu kok, sebelum kamu membaca buku pertamanya.

SELENA

Identitas Buku

Judul Buku                  : Selena

Penulis Buku               : Tere Liye

Co-Author                   : Diena Yashinta

Desain Cover              : Orkha Creative

Penerbit Buku             : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan                       : Ketiga

Tahun Terbit                : Mei 2020

Tebal Buku                  : 368 hlm; 20 cm

ISBN                           : 9786020639512

Harga                          : Rp85.000

Sinopsis

“Tidak ada salahnya dicoba. Kata orang bijak, kita akan lebih mneyesal jika tidak melakukan karena rasa takut, dibanding melakukan meskipun gagal.” Selena, halaman 63.

Kalimat itu yang membuat Selena berani mencoba mendaftar di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT) dan mengikuti berbagai tes. Meskipun tidak selamanya mimpi dan harapan dengan mudahnya kita dapatkan, bukan? Kadang kita perlu satu keajaiban dan kesempatan kedua bila mengalami kegagalan. Setidaknya di buku ini Selena mendapatkan keduanya.

Selena, gadis berambut keriting yatim piatu dari Distrik Sabit Enam ini pun mulai kehidupan kuliahnya yang tidak biasa. Diawali dengan mengacaukan acara inagurasi mahasiswa baru di hari pertama dia menginjakan kaki di ABTT.  Hari itu juga pertemuan pertamanya dengan Mata dan Tazk.

Kehidupan kuliah Selena, Mata, dan Tazk sangat mirip kehidupan anak kuliahan biasa. Mereka tidak jauh dari ruang kuliah, kantin, dan asrama. Keseharian mereka juga tidak bisa dipisahkan dari tugas membuat makalah dan ujian akhir semester. Kamu yang pernah menjadi anak asrama di kampus pasti bisa membayangkannya.

Keunikannya ABTT memiliki nama mata kuliah yang panjang-panjang. Contoh mata kuliah yang diambil oleh Selena yaitu mata kuliah Malam dan Misterinya yang membuatnya menjadi pengintai hebat. Kemudian, mata kuliah Bilangan, Strukur, Ruang, dan Perubahanannya yang sangat dia sukai. Mata kuliah yang terdiri dari lima kata ini sebenarnya sama dengan Matematika, mata pelajaran yang diajarkan oleh Miss Selena di Bumi di masanya Raib, ali, dan Seli.

Jadi, buku Selena memang khusus bercerita tentang Selena dari dia kecil yatim piatu, lalu menjadi pekerja konstruksi kereta bawah tanah dan tinggal dengan keluarga Paman Raf. Sampai dia berkuliah di ABTT dan berbagai pengintaian yang dilakukannya atas permintaan seseorang yang memberinya sebuah keajaiban agar bisa masuk ke ABTT. Namun, permintaan itu risikonya sangat besar.

Kalau memerhatikan cover buku ini yang berwarna dominan toska, sedikit ada warna kuning keemasan dan hitam, terukir gambar detail dari beberapa tempat yang disebut di buku.  Aku membayangkan di pojok kiri bawah itu penggambaran Kota Tishri dengan berbagai kapsul terbang dan rumah-rumah seperti balon di atas tiang tinggi. Pojok kanan atas itu area ABTT. Aku membayangkan itu aula tempat inagurasi mahasiswa baru.

Selain itu, ada juga gambar gulungan perkamen di cover buku. Nantinya Selena harus mencurinya. Perkamen itu berisi tiga bait puisi. Selena awalnya menganggap itu puisi patah hati. Namun, akhirnya dia tahu puisi itu merupakan peta menuju sebuah klan di dunia paralel. Klan itu disebut Nebula.

Nah, sekarang akhirnya tahu kan kenapa buku ke-9 judulnya Nebula dan kenapa harus membaca berurutan? Karena kisah di buku ke-8 dan ke-9 itu memang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.

Kenapa tidak dijadikan satu buku saja sih? Adakah yang berpikir begitu? Bila dijadikan satu, buku dengan tebal lebih dari 700 halaman itu tidak ringan dari segi jumlah halaman. Keputusan yang bijak memecahnya menjadi dua buku. Lagipula, meskipun ceritanya saling terkait, tetapi fokusnya sudah berbeda.

Di buku Selena pembaca diarahkan untuk mengenal Selena lebih dalam tentang masa mudanya dan karakternya yang dirancang sering melanggar aturan. Di sisi lain, Selena mengajari pembaca agar tidak pernah menyerah bila sudah memiliki tujuan.  Dan bakat mengintainya yang tidak bisa dibatasi oleh rantai dan gembok aturan yang berlaku. Hal itu mencirikan Selena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hal itu bagus untuk mengembangkan bakat dan ilmu, tetapi bisa juga buruk. Bila rasa ingin tahu itu dimanfaatkan oleh orang lain yang berniat buruk itu akan berakhir buruk juga.

Dalam epilog di buku ini cerita kembali ke masa sekarang. Di sini pembaca bisa tahu, 358 halaman di buku Selena merupakan kisah yang sedang diceritakan oleh Miss Selena sendiri kepada Raib, Ali, dan Seli. Kisah masa lalu Miss Selena yang membuat Miss Selena harus meminta maaf berulang kali terhadap Raib. Kisah itu berhubungan dengan orang tua Raib. Sebenarnya dari epilog buku Selena sudah tertebak siapa orang tua Raib. Namun, detail ceritanya seperti apa yang menarikku sebagai pembaca untuk melanjutkan buku selanjutnya yaitu Nebula.

NEBULA

Identitas Buku

Judul Buku                  : Nebula

Penulis Buku               : Tere Liye

Co-Author                   : Diena Yashinta

Desain Cover              : Orkha Creative

Penerbit Buku             : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan                       : Ketiga

Tahun Terbit                : Mei 2020

Tebal Buku                  : 376 hlm; 20 cm

ISBN                           : 9786020639536

Harga                          : Rp85.000

Sinopsis

“Aku selalu meyakini, semakin gelap sesuatu — karena kegelapan menyelimutinya— maka sejatinya, hanya soal waktu cahaya terang menyinarinya. Cukup selarik cahaya kecil, kegelapan itu mulai pudar. Dan sebaliknya, semakin terang sesuatu, juga akan semakin gelap bayangan yang terbentuk.” Nebula, halaman 230.

Cahaya dan kegelapan Selena sebagai seorang pengintai diuji di buku Nebula. Buku Nebula diawali dengan paman Raf yang mengincar proyek renovasi Tower Sentral.  Paman Raf yang karakternya seringnya menyebalkan, tetapi keberadaannya memiliki humor tersendiri. Lalu, kehidupan Selena dalam dunia kampusnya tidak jauh berbeda dengan di buku sebelumnya. Hanya saja Selena harus melakukan pengintaian lebih berbahaya dari sebelumnya. Dia harus mengikuti perintah dari orang yang membuatnya harus balas budi karena masuk ABTT. Namun, di sini Selena tidak begitu bodoh untuk melaporkan segalanya. Sebenarnya bisa terlihat di Buku ke-8, Selena memberikan bait puisi yang sudah diubah dan di Buku kesembilan-Nebula, Selena mengkopi apa yang dicurinya untuk dirinya sendiri yang selalu haus akan rasa ingin tahu dan petualangan. Namun, akan selalu ada yang lebih cerdas dari seorang protagonis. Kehidupan Selena di tahun terakhirnya di ABTT nanti mungkin tidak sedamai di tahun sebelumnya.

Sampai tahun keempat (tahun terakhir) masa perkuliahannya, aktivitas Selena dan Tazk juga Mata yang akhirnya bergabung dalam misi pencarian Nebula, dominan diisi untuk mencari teka-teki cara masuk ke klan Nebula. Petualangan mereka tidak berjalan baik.

Selena sebagai seorang pengintai terbaik ternyata begitu lamban memahami perasaan sahabatnya. Padahal bila masih mengingat di buku ke-8-Selena, Selena sudah diperingatkan oleh Boh.

“Saranku, jangan terlalu berharap soal itu, Selena. Dia memng selalu baik kepada mahasiswa lain…” Selena. Halaman 299.

Secara tidak langsung, penulis di sini sebenarnya mengingatkan kepada kita jangan terlalu berharap berlebihan pada sesuatu yang belum pasti. Sedikit harapan pun bisa membuat kecewa, apalagi bila berharap begitu besar pasti sangat kecewa dan patah hati.

Inilah awal mula sebuah egoisme dan rasa suka yang memicu pengkhianatan. Namun, Selena beruntung. Sepertinya dia memang selalu beruntung. Kenakalannya yang sudah masuk bukan kenakalan biasa pun selalu dimaafkan oleh Ox pemimpin ABTT dan juga oleh Bibi Gill, dosen malam dan misterinya atau siang dan keramaiannya. Satu-satunya mata kuliah yang bisa berubah nama. Selena pun mendapatkan maaf dari kedua sahabatnya.  Di masa sekarang, Selena memohon maaf kepada Raib. Kenapa? Harusnya kamu sudah menebaknya. Bila belum sebaiknya baca buku Selena dan Nebula sekarang.

Buku Nebula disertai Episode Bonus dengan sub judul Menonton Film Bersama. Ali ulang tahun, tidak disebutkan yang keberapa, dan mengajak Raib menonton. Namun, Raib mengajak Seli, Master B dan juga Miss Selena. Kemungkinan waktunya sebelum waktu yang sekarang karena ada Miss Selena di sana. Bisa jadi episode ini untuk menghibur pembaca agar mengembangkan tawa setelah menyelesaikan kisah hidup Miss Selena yang berakhir “Gelap” dan diwarnai penyesalan.

Bila melihat cover buku Nebula yang berwarna dominan abu-abu, dan ada sedikit warna kuning keemasan dan hitam, style desainnya tidak berbeda jauh dengan buku Selena. Desain masih sama oleh Orkha Creative. Detail gunung, sungai yang berkelok tak terhitung jumlahnya di distrik sungai-sungai jauh. Kapsul terbang pun masih ada di gambar cover. Lalu, ada Tower Sentral dan rumah penduduk di Kota Tishri yang seperti balon di tiang tinggi. Raksasa dan cawan keabadian yang sedang dicari-cari. Semua gambar itu merangkum apa yang akan diceritakan di dalam buku Nebula. Gambar detail di cover membantu pembaca untuk memahami apa yang akan disampaikan dalam buku.

Mengintai Buku Selena dan Nebula

Mari kita gali lebih dalam lagi tentang kedua buku ini dengan teknik mengintai, hehe. Kalau dari sisi kemampuan menulis Tere Liye sudah tidak dipertanyakan lagi. Banyak penghargaan yang sudah diterimanya. Meskipun dalam buku Selena dan Nebula ini, Tere Liye didampingi oleh co-author bernama Diena Yashinta, dari penceritaan dan gaya bahasa masih enak dibaca. Aku tidak merasa terganggu kalau dua buku ini, Tere Liye ditemani oleh co-author. Ternyata tiga buku sebelumnya juga sama ditemani co-author juga. Sepertinya Kak Diena Yashinta ini memang sudah dipercaya oleh Tere Liye. Chemistry mereka memang sudah terjalin di buku-buku sebelumnya. Pantas saja tidak terasa ada sekat atau batas di buku Selena atau pun Nebula.

Karakter biasanya memiliki poin penting dalam cerita. Karakter yang dominan di dua buku ini memang Selena. Penggunaan sudut pandang Aku adalah Selena, yang mengharuskan Selena harus ada di setiap Bab-nya. Menjadikan lampu sorot selalu mengarah ke Selena. Kita pun menjadi tahu isi pikiran Selena. Aku suka dengan sudut pandang pertama ini. Hitam dan putih isi hati dan pikiran Selena bisa terlihat dengan jelas.

Di samping itu ada Mata dan Tazk yang memiliki peran penting di dua buku ini.  Mata sang putri Bulan dan Tazk cucu mantan panglima Pasukan Bayangan. Mereka berdua adalah penggambaran kesempurnaan, bertolak belakang dengan Selena. Namun, itulah kekuatan persahabatan. Tidak peduli karakter dan latar belakang keluarga, mereka bertiga tetap menjadi sahabat baik. Di tambah kelakuan Ev dan Boh yang menambah ramai dan sering kali mengundang tawa. Semua tokoh memiliki porsi yang pas.

Tema persahabatan masih ditonjolkan di dua buku ini oleh Tere Liye. Selena, Mata, dan Tazk memiliki ikatan persahabatan yang tulus. Namun, ada perbedaan dengan kisah persahabatan Raib, Seli dan Ali yang tidak (belum) ada sentuhan rasa suka, cinta, atau romansa yang jelas di buku-buku sebelumnya. Bisa dilihat dari usia Selena, Mata, dan Tazk yang mulai beranjak ke usia dewasa dibanding Raib, Seli, dan Ali. Mesipun di awal rasa suka sering kali dibantah oleh Selena, tetapi itu malah menjadi penanda bahwa Selena benar-benar sudah jatuh cinta. Kemudian, dimasukkanlah bumbu cinta segitiga. Memang tidak baru lagi bila ada cinta di tengah persahabatan laki-laki dan perempuan. Namun, pengemasannya yang membuat penikmatnya selalu merasa itu menjadi sesuatu yang baru, dibalut fantasi, science fiction, dan petualangan di dunia paralel.

Penulis pun sepertinya mengakui bagian siapa yang disukai Selena itu mudah sekali ditebak. Dalam Bab 16, Buku Nebula halaman 181, Ali pernah berujar, “Bagiku mudah saja menyimpulkan cerita ini. Sejak dua hari lalu aku tahu…” Aku sebagai pembaca pun ingin bilang dari buku Selena sudah bisa memastikan siapa orang tua Raib dan siapa yang disukai Selena. Masalah rasa suka ini sepertinya bukan sesuatu yang penting untuk disembunyikan.

Penulis dengan jelasnya memberi clue kepada pembaca. Semoga semua pembaca itu cermat seperti Ali atau hanya seperti Raib dan Seli yang hanya bisa menebak-nebak. Kamu kategori pembaca yang seperti apa pun tetap bisa menikmati buku ini.  Sebenarnya dua buku ini tetap memberikan ending yang membuat pembaca tetap ingin menunggu petualangan selanjutnya.

Teka teki yang sebenarnya bukan siapa yang disukai Selena. Juga bukan siapa orang tua Raib. Namun, apa yang terjadi pada Selena sekarang. Dan bagaimana nasib pemegang kekuatan di dunia paralel setelah muncul kekuatan besar lain yang ingin melumpuhkan?

Aku membaca buku ini menjadi teringat dengan serial buku Harry Potter, kehidupan asrama, persahabatan yang sangat akrab, tokoh-tokoh lain yang juga memiliki porsi penting seperti para dosen, dan pengetahuan yang diajarkannya. Bedanya di buku ini bukan sekolah sihir, tetapi lebih mirip kampus-kampus umum yang biasa kita temui. Tentu saja dengan beberapa mata kuliah yang unik sebagai pembedanya.

Kedua buku ini selalu diselipi pengetahuan yang sering kita temui di sekolah perihal fotosintesis, gerak jatuhnya benda, dan pencemaran serta solusinya. Penyampaiannya menarik dibumbui dengan spesies fantasi. Namun, pengetahuan yang ditanamkan membuat pembaca meyakini keberadaannya. Meskipun tanaman, hewan, atau bukan keduanya itu hanya ada di dunia paralel tempat Selena, Mata, dan Tazk berada. Kabar baiknya, sepertinya kita akan mendapatkan pengetahuan komplet tentang hewan-hewan di dunia paralel di buku yang lain yang berjudul Si Putih. Berdoa saja buku ini segera diterbitkan.

Aku bisa bilang Tere Liye sepertinya juga pecinta bola. Dalam buku Selena dan Nebula sering kali disebut Liga Bola Terbang antara PAR-SIB dan PAR-SIJA. Siapa pun pasti langsung teringat tim bola di Indonesia bila mendengar nama itu.

Nama-nama atau sebutan dalam dua buku ini memang sering kali mengingatkan kita dengan sesuatu yang benar-benar ada atau pernah terjadi. Seperti Tragedi Distrik 65, serasa familier dengan tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1965. Hal itu membuat pembaca mengingat kembali akan sejarah Negara sendiri. Selain itu, ada tokoh yang bernama “Ing HBB” yang memiliki pengetahuan luas, lagi-lagi aku menjadi teringat dengan tokoh hebat yaitu mantan presiden Indonesia ke-3, Prof DR (HC). Ing BJ Habibie, yang kecerdasannya sudah dikenal tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Negara lain.

Pada buku Selena pun dijelaskan tentang pemberian nama setiap klan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Klan Bulan misalnya setiap nama umumnya memiliki 2-3 huruf saja, kecuali nama Selena itu memang beda dan tidak sesuai kriteria umum, juga Mata dan Tazk yang memiliki empat huruf. Klan bintang memiliki nama yang simetris seperti Zaramaraz, dibaca dari depan ataupun dari belakang akan tetap sama. Nama di Klan matahari cirinya memiliki tiga suku kata, dengan rima, misalnya Hana-Fara-tana, maksud penulisnya sepertinya tiga kata bukan tiga suku kata. Buku yang kubaca ini sudah cetakan ketiga. Semoga di cetakan selanjutnya bisa diperbaiki.

Ternyata ada kesalahan penulisan juga di buku Nebula, bisa dilihat di halaman 359, “Setibanya di klan Nebula, aku menaiki paruh lancip…” Maksud penulis sepertinya klan Bulan bukan klan Nebula. Kesalahannya terlihat sepele, tetapi dapat mengubah maksud dari kalimat. Meskipun, aku masih bisa memahami maksud sebenarnya.

Setelah selesai membaca kedua buku ini aku menjadi belajar keputusan yang diambil terburu-buru dan hanya berpangku pada emosi sesaat akan bedampak buruk. Jadi, bila kamu ingin mengambil keputusan tertentu pikirkan dengan kepala jernih dan mintalah pendapat kepada orang yang dipercaya. Selain itu, aku juga belajar untuk memaafkan dan menghargai sebuah persahabatan. Banyak tokoh yang memaafkan dan memaklumi kelakuan Selena baik itu dosen atau sahabat-sahabatnya. Rasa percaya dari seseorang juga bisa menjadi peta untuk menemukan jalan terang. Seperti ucapan Ox kepada Selena:

 “Aku tidak tahu apa yang akan terjadi besok lusa, termasuk apa yang terjadi padamu, Selena. Tapi aku percaya akan ada kebaikan yang kamu lakukan. Bahkan saat naluri pengintai hebat Gill meragukanmu, aku tetap percaya.” Nebula, halaman 230.

Penulis juga menyelipkan hari khusus setiap tahunnya di ABTT yaitu hari “Aku Cinta Perpustakaan”. Seolah penulis sedang memberi gagasannya kepada kita-pembaca. Bila itu diterapkan juga di Indonesia pasti sangat menarik untuk meningkatkan minat baca, baik itu di lingkungan akademisi ataupun masyarakat umum.

Demikianlah sedikit ulasan tentang buku Selena dan Nebula yang sarat ilmu pengetahuan dengan bumbu fantasi. Aku yakin semua penggemar serial Bumi ini sudah melahap habis dua buku ini baik itu remaja atau pun remaja dewasa. Namun, kamu yang sama sekali belum mengenal apalagi menyentuhnya sama sekali. Berhati-hatilah sekali kamu jatuh ke dalam dunia paralel di serial buku ini, aku yakin kamu enggan untuk keluar dari sana. Kamu akan berlama-lama menikmatinya bahkan rela menunggu sampai rasa ingin tahumu terbayarkan.

Jadi, sudah dipastikan ya, ini bukan buku terakhir. Mari kita bersabar menantikan kelanjutan kisahnya.

Andai saja aku bagian dari dunia paralel ini dan memiliki kekuatan memindahkan bintang untuk menghapus dendam. Aku akan memberikan seribu bintang di langit Klan Bulan dan Nebula, agar kebencian dan sakit hati bisa terhapuskan. Namun, aku hanya bisa berkhayal saja… Hehe…

Satu kata untuk buku Selena dan Nebula: Sugoi!

Catatan: Sugoi! : luar biasa/menakjubkan.

Peresensi: Windra Yuniarsih, (Instagram @windra.y; email: windra.yuniarsih@gmail.com)

1 komentar:

  1. Saya juga belum pernah baca bukunya. Dan saya baru tahu kalau buku Bumi itu berseri panjang. Selama ini, setiap ke toko buku, cuma ngeliat buku-buku Tere Liye dipajang di depan sebagai buku best seller. Belum ada kesempatan buat membaca. Meski begitu, dari resensi ini setidaknya saya tahu isi buku tersebut bercerita tentang apa.

    Betewe, terima kasih Windra. Sudah membuat resensi dua buku ini.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.