SILWIL- PELITA FLP Jawa Barat yang Anti Mainstream

Peserta Silwil- PELITA FLP Jawa Barat [Credit Photo by Windra Y]
 

Silwil atau silaturahmi wilayah FLP biasanya diadakan sebelum Muswil (Musyawarah Wilayah). Namun, FLP Jawa Barat nggak mau yang biasa-biasa saja alias anti mainstream. Maka dari itu, tepat pada tahun baru China, 1 Februari 2022 kemarin, FLP Jawa Barat menyelenggarakan Silwil pertamanya. Silwil pertama di kepengurusan 2021-2023 yang baru dibentuk, di mana ketua FLP Jawa Barat sekarang adalah HD Gumilang.

Dalam bingkai PELITA (Pentas Literasi, Seni, dan Sastra) FLP Jawa Barat yang semakin menambah semarak acara silaturahmi wilayah ini. Beragam pentas apresiasi literasi, seni, dan sastra dari keluarga besar FLP Jawa barat dimunculkan. Silwil yang diadakan secara daring ini ternyata semakin membuka kreativitas anggota FLP Jawa Barat. Beberapa pentas literasi yang diberikan panggung dalam layar Zoom yaitu pembacaan dongeng oleh Savitri Muthia, pembacaan puisi oleh Dewi Hamdanah, Dewi Rima, dan Kang Topik Mulyana, dan stand up comedy oleh Sinyo Cemerlang.

Sedikit perwakilan dari keluarga besar FLP Jawa Barat tersebut, sudah cukup menggambarkan bahwa anggota FLP di Wilayah Jawa Barat memiliki banyak talent. Tentu saja kemampuan atau skill tersebut tidak serta merta hadir di diri seseorang. Perlu kerja keras, keberanian, dan ketekunan dalam menjalaninya. Siapa yang meluangkan waktu lebih banyak demi passion-nya pasti akan terbang lebih tinggi dibanding yang sekadarnya saja. Kalau kamu termasuk yang mana?

Kegiatan Silwil ini dihadiri oleh keluarga besar FLP Jawa Barat termasuk para senior (sesepuh), orang-orang yang lebih dulu terjun ke dunia literasi di FLP Jawa Barat dan juga dihadiri oleh para pengurus FLP Jawa Barat, perwakilan Cabang, serta Ketua Umum FLP Daeng Gegge Mapangewa. 

Serunya lagi, PELITA- Silwil FLP Jawa Barat tidak hanya sekadar silaturahmi biasa. Meskipun tidak ada acara parasmanan makan-makan karena segala camilan dan makanan ada di tempat masing-masing karena daring. Silwil ini tetap berkesan. Ada sosialisasi program kerja FLP Jawa Barat periode 2021-2023 juga. Anggota di cabang FLP sepertiku pun jadi paham dan tahu program-program tersebut. Sehingga para anggota memiliki gambaran besar dua tahun ke depan FLP Jawa Barat mau dibawa ke mana. Ada upgrading anggota juga dengan mengusung tema yang bisa menggerakkan hati dan memotivasi anggota FLP Jawa Barat. 

"KerJABAReng Membangun Tiga Pilar FLP"

Teman-teman perlu tahu hashtag #KerJABAReng itu mulai digaungkan sejak 27 Desember 2021. Pertama kali dituliskan oleh Nurul Maria Sisilia di Grup WhatsApp LSL (Lingkar Studi Literasi) FLP Jabar. Kemudian direspon positif oleh Kang HD Gumilang yang saat itu baru diangkat sebagai Ketua FLP Jawa Barat pada Muswil VII, 25 Desember 2021: FLP Jabar Unggul #kerJABAReng.

KerJABAReng pun kini menjadi slogan tetap sebagai penyemangat dan mengikat tali silatuahmi angota FLP Jawa Barat. Sehingga pengurus atau pun keluarga besar di wilayah Jawa Barat semua bisa memiliki kontribusi sesuai dengan perannya masing-masing.

Gegge Mapangewa [Credit Photo by Vina Sri-FLP Jabar]
 

Pembekalan upgrading mengenai tiga pilar FLP diberikan oleh Daeng Gegge Mapanggewa. Tiga pilar tentang keislaman, keorganisasian, dan kekaryaan yang harus dijadikan prinsip dasar oleh para anggota FLP se-dunia. Meskipun, bukan rahasia lagi sebagai FLP-ers pasti ada yang hanya salah satu yang dominan. Namun, sebagai anggota kita memiliki kewajiban untuk menjaga ketiga pilar tersebut.

Kalimat Daeng Gegge yang masih kuingat di Silwil- Pelita FLP Jawa Barat kurang lebih bila kita memilih jalan penulis: sebagai penulis setiap orang memiliki jalan masing-masing. Daeng Gegge mengaku perlu sembilan tahun untuk sampai beliau yang hari ini. Mungkin penulis lain akan berbeda. Ada yang satu atau dua tahun. Mungkin juga ada yang butuh belasan atau puluhan tahun. Jarak sampai benar-benar menjadikan penulis sebagai profesi ini yang harus dipecahkan. 

Kata beliau juga masing-masing dari kita pasti memiliki kesulitan dan kemudahan. Namun, kita tidak tahu seberapa besar jarak kesulitan dan kemudahan ini. Kita tidak perlu menyamakan antara satu orang dan lainnya. Setiap orang tidak akan sama. Karena itu kita tidak boleh berhenti di langkah kedelapan karena mungkin saja kesuksesan ada di langkah yang kesembilan. Meskipun langkah kita sudah yang keseratus dan masih belum mencapai kemudahan itu, teruslah melangkah. Jangan menyerah, percayalah karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Satu lagi, Closing statment Daeng Gegge yang beliau pinjam dari kawannya pun sangat mengena.

"Rawat baik-baik mimpi menjadi penulis. Beri makan yang cukup insyaallah mimpi itu yang akan merawatmu dan memberimu makan."

Beliau mengaku sudah mempraktikkannya dan berhasil. Mungkin sekarang giliran kita untuk mengimplementasikannya ke kehidupan. Tidak terbatas mimpi sebagai penulis aja. Bisa juga mimpi yang lain yang sesuai dengan passion kita.

Bercerita tentang passion, ucapan Kang Koko Nata tentang personal branding di sosial media akan lebih baik bila menonjolkan passion kepenulisannya. Baik itu sebagai penyair, penulis cerpen atau novel, dan passion lainnya. Sehingga setiap anggota FLP Jawa Barat memiliki kekhasan dan keahlian sesuai dengan passionnya. Nasihat yang menarik dan perlu dipraktikkan. Silwil-Pelita FLP Jawa Barat juga dihadiri Kang Tasaro GK, Penulis Al-Masih, yang mengatakan FLP selalu menjadi rumah literasi baginya.

Liburan tahun baru China tahun ini bagiku pun menjadi terisi dengan petuah-petuah hebat dari orang-orang hebat. Semoga kelak bisa mengikuti jejak-jejak mereka. Aamiin.

Semangat kerJABAReng bagi FLP Jawa Barat.

Salam Literasi demi dunia yang penuh dengan karya hebat.

[W.y]

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.