Jadilah Nasabah Bijak supaya Terlindung dari Kejahatan Siber

   


Gadget dan Era Digital

Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat kita sangat bergantung dengan gadget. Aplikasi atau layanan keuangan pun berpindah ke digital. Pembelian barang atau jasa banyak yang tidak menggunakan uang tunai lagi. Bermodalkan gadget dan aplikasi-aplikasi pendukung serasa dunia sudah ada di genggaman. Duduk manis di kamar pun sudah dapat mendatangkan berbagai macam barang dari segala kota. Bahkan ada juga barang yang didatangkan dari luar negeri. Ini bukan lagi sulap atau sihir, tetapi real dengan adanya teknologi yang mutahir.

Inilah era digital. Semua serba menggunakan teknologi. Transaksi keuangan menjadi lebih cepat, kilat, dan mudah sekali dilakukan. Namun, layanan keuangan yang serba digital ini ternyata membuka celah bagi pelaku kejahatan siber. 


Kejahatan Siber

Peluang terjadinya kejahatan siber ini meningkat dengan banyaknya pengguna teknologi. Karena kejahatan siber ini selalu melibatkan komputer dan jaringan sebagai alat maupun targetnya. Dampak dari kejahatan siber bisa sampai merugikan keuangan seseorang. Apalagi di layanan digital perbankan. 

Ada lima jenis kejahatan perbankan berbasis digital, antara lain:

1. Skimming

Skimming termasuk pencurian data. Caranya dengan menggandakan data nasabah menggunakan alat skimmer. Modus skimming ini biasanya menargetkan pengguna ATM. Salah satu cara untuk menghindari skimming pada kartu ATM adalah penggunaan kartu berbasis chip, di mana sudah diaplikasikan teknologi enkripsi data. Meskipun terdeteksi oleh alat skimming hasilnya hanya kode-kode abstrak tanpa makna.

2. Phising

Modus phising seperti memancing seseorang untuk memberikan data pribadinya secara suka rela. Cara pelaku biasanya melalui internet banking, sms, dan menyebarkan link palsu. Korban dipancing untuk mengklik link yang disertai kalimat rayuan atau ancaman. Tujuannya supaya korban mau menginput informasi penting seperti data pribadi, sehingga data nasabah pun bisa digandakan oleh pelaku.

3. One Time Password (OTP)

Kejahatan OTP Fraud merupakan peretasan kode rahasia OTP. Maka dari itu, selalu ada peringatan kode OTP sebaiknya tidak diberikan ke pihak lain. Aplikasi yang menggunakan kode OTP biasanya di situs jual beli (e-commerce).

4. Vishing (Voice Phising)

Serangan vishing dilakukan menggunakan telepon. Pelaku menghubungi korban melalui telepon dan mengaku dari pihak Bank. Modus ini untuk mencuri nomor kartu kredit atau informasi lain yang termasuk identitas diri nasabah.

Audio deepfake yang digunakan untuk menipu pada modus vishing. Orang akan menganggap bahwa instruksi dari pelaku vishing adalah orang yang bisa dipercaya. Korban pun akhirnya mau menuruti instruksi dari pelaku.

5. SIM Swap

Pencurian data pribadi dengan mengambil alih nomor HP untuk mengakses akun perbankan korban. Caranya pelaku datang ke operator seluler beralasan dengan kasus rekayasa. Kemudian, pelaku meminta customer servise memblokir nomor SIM korban. Nomor tersebut diminta untuk dialihkan ke pelaku.

Dari jenis kejahatan siber di atas, data  yang bisa diambil oleh pelaku kejahatan siber ini, yaitu

  • Username
  • Password
  • PIN
  • MPIN
  • Kode OTP
  • Nomor kartu ATM/ kartu kredit/kartu debit
  • Nomor CVV/CVC kartu kredit/debit
  • Nama Ibu Kandung
  • Informasi pribadi lainnya

Yuk, mulai sekarang lindungi data pribadi dan lebih berhati-hati sehingga dapat terhindar dari kejahatan siber.


Cara Lindungi diri dari Kejahatan Siber

Meskipun kita dimanjakan teknologi, tetapi jangan sampai kita lengah. Harus tetap berhati-hati dan waspada dengan kemungkinan kejahatan siber yang banyak bermunculan di sekitar kita. Terutama di ranah pelayanan digital perbankan.

Jangan sampai menjadi nasabah yang menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan siber. Seringkali tindak kejahatan terjadi itu bukan hanya sekadar niat dari pelaku, tetapi juga adanya kesempatan atau peluang yang tanpa sadar kita berikan. Oleh karena itu, jadilah nasabah yang bijak.


Menjadi Nasabah Bijak

Sudah tahu kan sekarang beberapa jenis kejahatan siber dan bahayanya. Nah, saatnya menjadi nasabah bijak supaya bisa melindungi diri dari kejahatan siber.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjadi nasabah bijak, yaitu:

1. Berpartisipasi dalam memerangi kejahatan siber

Minimal membantu memberikan edukasi kepada keluarga, teman, dan masyarakat tentang kesadaran adanya kejahatan siber, modus kejahatan, dan cara pencegahannya. Edukasi bisa dengan cara membuat artikel di blog atau website sebagai penyuluh digital, mengadakan penyuluhan atau sosialisasi langsung secara offline, dan pendekatan lainnya.

2. Data pribadi keep buat sendiri saja

Data pribadi tidak perlu disebar atau dibagikan ke orang lain yang tidak memiliki kepentingan. Cek kembali media sosial pribadi. Cobalah lebih aware dengan apa yang di share di media sosial. Adakah informasi pribadi yang sudah terlanjur disebar? Bila ada segera hapus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 

Bila kita harus mengisi data pribadi untuk kepentingan tertentu pastikan data tersebut terlindungi dan aman. Jadi, jangan sembarangan mengisi data pribadi. Isilah seperlunya saja.

3. Jangan mudah percaya dengan orang tak dikenal

Bila ada yang tiba-tiba menelepon dan mengaku dari instansi atau lembaga keuangan lakukan hal berikut:

  • Double check identitas penelepon. Sekarang sudah banyak aplikasi untuk mengecek identitas penelepon. Sangat mudah dan cepat dilakukan.
  • Bila ada instruksi untuk memberikan informasi pribadi, pastikan dulu tujuannya apa.
  • Bila harus membuat keputusan cepat, lebih baik pilih tidak atau tolak. 
  • Hindari membuat keputusan yang meragukan. Apalagi ketika sedang di bawah tekanan atau kondisi terdesak.

4. Pahami persyaratan dan mekanisme dengan teliti

Bila ada tawaran pinjaman atau layanan jasa keuangan pahami dengan baik persyaratan dan mekanismenya. Budayakan membaca keseluruhan persyaratan dan mekanisme yang dijabarkan dengan teliti. Double check harus selalu diterapkan dalam segala kondisi. Jangan sampai terjebak dan menyesal kemudian.

5. Jangan sembarang instal aplikasi

Ada beberapa aplikasi yang mengambil data pribadi, lalu data tersebut disalahgunakan. Ciri-cirinya aplikasinya memiliki sedikit pengguna dan tidak jelas. Paling mudah adalah mengecek review dari aplikasi yang ingin kita instal.

6. Mengaktifkan fitur SMS dan notifikasi

Fitur SMS atau notifikasi tujuannya supaya nasabah mengetahui setiap transaksi (debit atau kredit).  Setiap transaksi yang terjadi di rekening tabungan bisa dikontrol oleh nasabah.


Memilih Menjadi Nasabah BRI

Jasa keuangan atau platform perbankan digital yang menjamin informasi pribadi nasabahnya terjaga yaitu BRI. Baik dari segi people, process, maupun technology yang telah digunakan. 

Dari segi teknologi, BRI telah menggunakan AI (artificial intelligence) yang dapat melindungi dari risiko-risiko kejahatan siber. Teknologi yang dipilih dapat melindungi data nasabah sehingga dapat meminimalisir kebocoran data. 

Namun, sehebat apapun teknologi tetap saja peran besar nasabahlah yang dapat menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankannya. Oleh karena itu, pihak BRI tidak bosan untuk mengingatkan nasabah BRI agar lebih berhati hati dan lebih bijak dalam menjaga kerahasiaan data pribadinya. 

Nasabah juga dianjurkan dapat menjadi penyuluh digital untuk menginformasikan ke khalayak luas tentang bahaya kejahatan siber dan cara menghindarinya. Sehingga semakin banyak orang yang aware dan ikut berpartisipasi sebagai penyuluh digital.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.