Judul : Sang Pemenang Berdiri
Sendirian (The winner stands alone)
Penulis :
Paulo Coelho
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Dimensi :
472 hlm; 20 cm
Cetakan Ke-9 : Juni
2019
ISBN :
9789792299625
Novel ini saya pikir berbeda
dengan novel-novel Paulo Coelho lainnya yang pernah saya baca. Akan tetapi, novel
ini tetap memiliki daya tarik sendiri. Terbukti dengan setebal apapun novel
Paulo aku tetap bisa menyelesaikan dan menikmatinya. Meskipun, novel-novelnya
tidak akan selalu membuatmu masuk ke negeri dongeng yang menawarkan kisah yang happy ending. Suatu kali kau mungkin
akan merasa marah, kesal, atau tidak puas. Sebagus-bagusnya cerita tetap saja pujian
tidak cukup karena pasti memiliki celah untuk dicerca dan dikritik. Mungkin juga berlaku untuk novel “Sang Pemenang Berdiri Sendirian” menurut pandangan orang lain, tetapi menurutku novel yang satu ini cukup memikatku dan menghalangiku untuk berkata buruk tentangnya.
Aku awali dari membaca blurbnya
dulu. Banyak pembaca yang selalu membaca blurb terlebih dahulu sebelum isinya
dan aku termasuk di antara pembaca itu. Pembuka blurb yang kamu temui di bagian
cover belakang novel ini tertulis:
Sukses: racun yang manis
Atau
Sukses: racun yang menggoda
Atau
Berapa harga sebuah kesuksesan
“PENEBUSAN CINTA MELALUI KEPASRAHAN TOTAL”
_ _ _
Jelas sekali dari kalimat-kalimat
yang terpampang di blurbnya Paulo ingin mengangkat definisi sukses itu apa melalui
tokoh-tokohnya. Kita tahu setiap orang memiliki ambisi yang berbeda-beda
seperti halnya tokoh Igor, si jutawan Rusia. Bila sukses adalah memiliki harta
yang melimpah bukankah Igor termasuk orang yang sukses? Igor bisa dikatakan
sudah berada di puncak karirnya. Siapa yang menyangka istrinya yang bernama Ewa
pergi meninggalkannya. Keputusan Igor untuk menghancurkan dunia lain demi
mendapatkan cintanya kembali pun mengawali kisah Igor di novel ini.
Uniknya, kamu akan diperkenalkan
dengan tokoh-tokoh lain seperti Hamid kaisar dunia mode dari Timur Tengah, Olivia
penjual kerajinan tangan di trotoar jalan, Gabriella seorang aktris Amerika,
Yasmine seorang model, dan Savoy , detektif kriminal yang ambisius. Mereka yang
seakan beda profesi dan beda dunia dengan apiknya Paulo mempertemukan tokoh-tokoh
itu dalam satu frame yaitu di Festival Film Cannes hanya dalam waktu kurang
dari 24 jam.
Festival Film Cannes diwarnai
dengan gemerlap dunia glamor tidak hanya dari industri perfilman yang meliputi
produser, sutradara, distributor atau pun para aktris dan model tetapi juga
dari industri fashion atau mode, lebih tepatnya para kalangan high class. Siapa yang menyangka di tengah semaraknya
pesta ada seorang pembunuh yang mengincar targetnya dengan mengatasnamakan pengorbanan
suci untuk cinta.
Kamu akan dikenalkan dengan
pembunuhnya dari awal dengan alasan apa dia membunuh, target-target yang dengan
spontan dipilih, dan juga cara dia membunuh dengan berbagai gaya yang berbeda. Pembunuh
dengan akrabnya mengobrol dengan
korbannya atau cukup melewatinya dengan santai. Dari membaca ini, mungkin kamu
harus hati-hati mengobrol dengan orang asing. Siapa tahu dia adalah seorang
pembunuh berdarah dingin seperti tokoh pembunuh di novel ini.
Paulo memilih genre crime di novel ini, tetapi menurutku berbeda
dengan genre crime yang biasa kutemui.
Umumnya pada sebuah cerita kita akan digiring untuk mencari siapa penjahatnya
dan penjahat itu akan tertangkap. Seorang yang dianggap villain akan mendapatkan hukumannya. Namun, tidak di novel ini.
Kamu sebagai pembaca memang tahu siapa penjahatnya, kamu cukup tahu, karena
kamu tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya melihat dia melakukan kejahatan
itu: membunuh. Kamu juga akan dibawa untuk merasakan keraguannya hingga dia menyesali
keraguannya dan tetap menyelesaikan misinya sampai akhir.
Novel ini memiliki cover sederhana
tetapi sangat filosofis. Tergambar anak tangga yang panjang dengan seorang
gadis yang berdiri di puncak tangga dan dia sendrian. Aku pun jadi teringat dengan
potongan dialog di dalam novel ini,
“Jangan mulai terlalu bawah, karena di situlah kau sekarang.
Bergegaslah memanjat sebelum mereka mengambil tangganya. Kalau kau takut, berdoalah,
tapi teruskan langkahmu.”_ halaman103.
Paulo memang tidak pernah lupa
untuk menyisipkan nilai-nilai spiritual di dalam novel-novelnya. Bagaimana
orang-orang bisa mengenali mimpi-mimpinya sendiri di antara sekian banyak mimpi
yang ditawarkan dunia untuknya? Begitu banyak pelajaran yang bisa kita ambil
dari novel ini, bahwa kebahagian tidak bisa dibeli dengan kemewahan, pun orang
yang tidak mengharapkan apa-apa mungkin dia lebih bahagia karena tidak pernah
merasakan kecewa.
Membaca akhir ceritanya, aku
cukup puas. Proses pembunuhan itu memang tidak bisa dikatakan sempurna karena
meninggalkan beberapa saksi. Apa aku mengharapkan ada sekuelnya? Tidak, tapi
kalau pun ada, tetap akan aku baca juga, hehe.
Jadi, apakah sang pemenang akan
berdiri sendirian? Mungkin tidak atau bisa jadi iya. Temukan jawabannya sendiri
setelah kamu membaca novel, “Sang Pemenang Berdiri Sendirian” karya Paulo Coelho
ini.
Aku berikan bintang 5 dari 5
untuk novel ini...😍
Salam untukmu yang gemar membaca,
@windra.y
Kayaknya menarik nih novelnya, jadi pingin baca. Etapi nocel Paulo Coelho yg sebelumnya pun aku blom selesai hadehh
BalasHapusAwalnya aku kira ini buku non fiksi dari judulnya, eh ternyata novel. Aih genre crime seperti ini adalah salah satu genre favoritku. Jadi tertarik baca juga. Ceritanya mengingatkanku pada drama korea Criminal Minds yang mengisahkan beberapa alasan seorang pembunuh mengapa akhirnya mengakhiri nyawa korbannya. Paulo Coelho memang jempolan.
BalasHapusBelom pernah baca novel paulo coelho. Jadi rekomendasi untuk aku yang suka bacaan novel nih
BalasHapusJadi pengen baca setelah dispoiler ka. Termasuk berat ga ka gaya bahasanya?
BalasHapusAku baru baca buku Paul Coelho yang The Alchemist, sepertinya judul ini akan jadi target selanjutnya..
BalasHapusaku belum pernah nih baca novelnya paulo coelho ini sampai selesai. dulu pernah baca yang 9 menit tapi cuma beberapa halaman awal sudah kubalikin bukunya. hehe
BalasHapus